Rabu, 21 April 2010


Memilih Perguruan Tinggi Idaman



Mencari ukuran Perguruan tinggi idaman itu susah-susah gampang, butuh pembanding dan tolak ukur yang kadang justru tidak mendefinisikan arti Perguruan tinggi idaman sesungguhnya. Rata-rata perguruan tinggi tua yang memiliki nilai historis tinggi diunggulkan sebagai pilihan utama lulusan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Terlepas dari hal tersebut, ada baiknya adik-adikku siswa-siswi SMU/SMK yang hendak melanjutkan ke Perguruan Tinggi membaca ulasan kakak waktu memilih Perguruan Tinggi Idaman dulu.

  1. Sesuaikan minat dan bakatmu — Pilihlah Perguruan Tinggi (Negeri) yang memang menyediakan jurusan sesuai minat, bakat dan cita-cita kamu. Upayakan melalui jalur formal, memang ketat tapi sepadan dengan hasil yang akan diperoleh. Namun ingat, saat ini tidak semua Perguruan Tinggi Negeri itu murah dan berpotensi tinggi. Masih banyak Perguruan Tinggi Swasta yang lebih murah, berkualitas, konsisten dan berpotensi tinggi menghasilkan SDM berkualitas. Jangan terjebak murah dan Negeri-nya ya.
  2. Pikirkan biaya, kalo bisa gratis kenapa harus bayar — Point kedua, baru pikirkan biaya. Berbeda dengan jaman kakak kuliah, saat ini mencari perguruan tinggi yang murah merupakan hal yang sulit, tapi tetap ada jalannya kok. Jalur beasiswa, PMDK dan jalur khusus orang miskin (hihihi-maaf) bisa adik-adik manfaatkan. Cari informasi Perguruan Tinggi mana yang menyediakan beasiswa, atau paling murah menurun ukuran kamu (kemampuan ekonomi orang tua kamu). Mau Pintar kok mahal? Ya, memang mungkin sudah jamannya, tapi tetap semangat ya…
  3. Jangan Gengsi – Melanjutkan point kedua, banyak dari kamu gengsi jika harus masuk Perguruan Tinggi Swasta dan atau melalui jalur beasiswa. Jangan terjebak oleh gengsi. Kita kadang digelapkan oleh label Favorit, Negeri dan murah. Padahal banyak juga lho Perguruan Tinggi negeri yang menerapkan kebijakan biaya tinggi. Jadi, makan tuh gengsi!
  4. Lokasi — Untuk menekan biaya, jelas kita akan mencari lokasi Perguruan Tinggi Idaman yang terdekat. Nah, kalo nggak dapet? Jangan menyerah dung. Kota pendidikan seperti Bandung, Yogyakarta dan Surabaya/Malang bisa menjadi rujukan. Namun sudah menjadi Mahfum, kota Yogyakarta menjadi pilihan dalam melanjutkan pendidikan karena memiliki kelebihan seperti biaya hidup yang lebih murah dan perkuliahan yang kondunsif. Prestasi — Prestasi tentu menjadi bagian Perguruan Tinggi Idaman yang tak terelakkan. Adik-adik perlu cari tahu, sejauh mana Perguruan Tinggi idaman kamu berprestasi. Prestasi apa saja yang mereka raih, dalam bidang apa dan level mana. Buka mata dan telinga, karena prestasi saja belum cukup dijadikan patokan Perguruan Tinggi tersebut menjadi idaman.
  5. Orientasi Pendidikan — Nah, ini yang terakhir (*namun bukan akhir dari segalanya lho..). Meski terdengan klise, tapi adik-adik juga perlu renungkan Perguruan Tinggi mana yang memiliki orientasi pendidikan yang pas dan cocok untuk dijadikan tempat menimba ilmu. Jika kamu muslim, berminat dalam bidang teknologi, ekonomi dan hukum, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta bisa dijadikan rujukan untuk menempuh pendidikan. Tentu kakak merujuk Universitas tersebut ada alasannya. Namun kita singkirkan dulu ya..Jika kamu non muslim, tidak ada salahnya menempuh pendidikan di Universitas Islam Indonesia. Visi,Misi dan Tujuan pendidikan mereka jelas kok. Jadi tidak ada perbedaannya. Semua warga mendapatkan kesempatan yang sama.

Sebenarnya masih banyak kriteria yang mendefinisikan Perguruan Tinggi Idaman. Kebanyakan dari kita (kakak juga tentunya) terjebak hal-hal yang klise. Jadi tidak semua point diatas diambil semuanya untuk mendefinisikan Perguruan Tinggi Idaman kamu. Cukup sesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi adik-adik saat ini. Jika adik-adik kesulitan biaya, ya carilah Perguruan Tinggi terdekat dengan biaya yang lebih murah. Jangan pernah memaksakan sesuatu hal yang tidak kamu sukai, akibatnya nanti kamu jadi mahasiswa salah jurusan. Salam!

via http://edukasi.kompasiana.com/2010/02/05/memilih-perguruan-tinggi-idaman/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar